Pengangguran di Aceh: Bom Waktu yang Harus Segera Dijinakkan
![]() |
By : MALLIKATUL HANIN |
Lantas, mengapa Aceh mengalami situasi ini?
Bagaimana pemerintah memandang dan menangani permasalahan ini?
Dan yang lebih penting, langkah apa yang bisa dilakukan agar Aceh tidak terus terjebak dalam lingkaran pengangguran?
Mengapa Pengangguran di Aceh Tinggi?
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka pengangguran di Aceh antara lain:
1. Keterbatasan Lapangan Kerja. Kurangnya investasi di sektor industri dan manufaktur menyebabkan terbatasnya lapangan kerja bagi masyarakat.
2. Ketidaksesuaian Keterampilan. Banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga sulit diserap oleh industri. (UIN Ar-Raniry Repository, ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI PENGANGGURAN DI KOTA BANDA ACEH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM)
3. Ketergantungan pada Sektor Pertanian. Sebagian besar penduduk Aceh masih bergantung pada sektor pertanian tradisional yang memiliki produktivitas rendah dan rentan terhadap fluktuasi harga.
4.Kurangnya Pelatihan dan Pengembangan. Minimnya program pelatihan kerja yang efektif membuat tenaga kerja tidak siap menghadapi tuntutan pasar kerja modern.
Statistik Pengangguran dan Kemiskinan di Aceh
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, jumlah angkatan kerja pada Februari 2024 mencapai 2,6 juta orang, dengan TPT sebesar 5,56%. Meskipun terjadi penurunan jumlah pengangguran sebesar 4.000 orang dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini masih menunjukkan bahwa sekitar 144.675 orang di Aceh masih menganggur. Selain itu, angka kemiskinan di Aceh per September 2024 mencapai 12,64%, menandakan bahwa masalah kemiskinan masih menjadi tantangan serius bagi provinsi ini. (Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh Satudata Kemnaker)
Sebagai perbandingan, provinsi seperti Jawa Barat memiliki TPT sebesar 5,23%, sementara Malaysia hanya 3,9% (Department of Statistics Malaysia, 2024). Artinya, Aceh masih tertinggal dalam upaya menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan.
Sudut Pandang Pemerintah tentang Kemiskinan dan Pengangguran
Pemerintah Aceh memandang kemiskinan dan pengangguran sebagai masalah yang saling berkaitan dan memerlukan pendekatan holistik. Penurunan angka kemiskinan dianggap sebagai indikator keberhasilan program-program yang telah dijalankan. Namun, pemerintah juga menyadari bahwa pengangguran tetap menjadi tantangan yang harus diatasi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan keterampilan tenaga kerja. (Kompas Regional,Angka Kemiskinan di ACEH Turun 159 persen pada September 2024?)
Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
Pemerintah Aceh telah mengimplementasikan berbagai program untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Salah satu langkah strategis adalah penyelenggaraan program pelatihan bagi para pengangguran sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja lokal. (UIN Ar Raniry Repository, ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI PENGANGGURAN DI KOTA BANDA ACEH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM)
Selain itu, pemerintah juga mendorong program pemagangan dengan dukungan penuh dari industri dan pemangku kebijakan. Langkah ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan industri, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. (AJNN.net,Strategi Pengurangan Pengangguran di Aceh)
Strategi Menjinakkan “Bom Waktu” Pengangguran di Aceh
1. Pemberdayaan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja. Mendorong pemberdayaan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja melalui berbagai program dapat mengurangi angka pengangguran. Pemerintah Aceh telah menilai bahwa langkah ini merupakan upaya krusial dalam mengatasi pengangguran di daerah tersebut. (RMOL Aceh, Datangkan Investor dan Sekolah Vokasi Cara Atasi Pengangguran)
2. Peningkatan Kualitas dan Akses Pendidikan Vokasional. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan vokasional yang relevan dengan kebutuhan industri dapat mengurangi kesenjangan antara kualifikasi pekerja dan permintaan pasar. Pemerintah Aceh telah meluncurkan program pelatihan kerja untuk meningkatkan keterampilan pencari kerja, yang diharapkan dapat menekan angka pengangguran. (Disnakermobduk Aceh, Pemerintah Aceh Buktikan Dengan Program Revolusioner Atasi Pengangguran dan Kemiskinan)
3. Kolaborasi dengan Industri Melalui Program Pemagangan. Membangun kemitraan dengan sektor industri untuk menyediakan program pemagangan dapat memberikan pengalaman kerja praktis bagi tenaga kerja muda. Upaya ini telah dilakukan melalui program pemagangan dengan dukungan penuh dari industri dan pemangku kebijakan untuk memberikan informasi tentang persyaratan yang diinginkan dalam program tersebut. (AJNN.net, Strategi Pengurangan Pengangguran di Aceh)
4. Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mendorong pertumbuhan UMKM dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran. Pemerintah Aceh telah memberikan bantuan modal dan pendampingan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan daya saing mereka.
5. Peningkatan Kualitas dan Pemerataan Pendidikan. Meningkatkan kualitas dan akses pendidikan dapat mempersiapkan tenaga kerja yang lebih kompeten. Pemerintah Aceh telah menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan sebagai solusi untuk mengurangi pengangguran. (dialeksis.com, Aceh Darurat Pengangguran, Simak Solusinya)
Pengangguran di Aceh adalah masalah serius yang tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Dengan angka pengangguran yang masih tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia, pemerintah harus bertindak cepat dan tegas. Pengangguran di Aceh merupakan masalah kompleks yang memerlukan pendekatan holistik dan kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan implementasi strategi yang tepat, seperti pengembangan sektor industri, peningkatan kualitas pendidikan, dan penguatan UMKM, diharapkan angka pengangguran di Aceh dapat ditekan, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencegah potensi masalah sosial di masa depan. Jika tidak segera diatasi, bom waktu ini bisa meledak kapan saja. Tapi jika dikelola dengan baik, Aceh bisa bertransformasi menjadi provinsi yang lebih mandiri dan sejahtera.
Comments
Post a Comment